Saturday, November 17, 2018

Published November 17, 2018 by with 0 comment

Syarat Syarat Membuat Karangan

Pengertian Deskripsi

Fithrati (2010: 1) Karangan deskripsi adalah tulisan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar atau merasakan hal tersebut. Menurut Finoza (2008: 218), karangan deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya, yaitu describe (bahasa Latin) yang berarti.

Menulis tentang, membeberkan sesuatu hal, melukiskan sesuatu hal. Menurut Finoza (dalam Dalman 2016: 93), deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan meluliskan hakikat objek yang sebenarnya. Dalam hal ini Mariskan (dalam Dalman, 2016: 93) mengemukakan bahwa, deskripsi atau lukisan adalah karangan yang melukiskan kesan atau panca indra semata dengan teliti dan sehidup-hidupnya agar pembaca atau pendengar dapat melihat, mendengar, merasakan, menghayati dan menikmati seperti yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dihayati serta dinikmati penulis.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga sipembaca seolah-olah turut merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan si penulisnya.

Ciri-Ciri Karangan Deskripsi

Dalman (2016: 94) mengemukakan bahwa, deskripsi mempunyai ciri-ciri khas, yaitu sebagai berikut:
  1. Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang objek;
  2. Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca;
  3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah;
  4. Deskripsi memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dirasakan. Misalnya benda, alam, warna dan manusia.
Adapun ciri-ciri karangan yang baik menurut Keraf (dalam Dalman 2016: 95) adalah sebagai berikut:
  1. Berisi tentang perincian-perincian sehingga objeknya terpandang di depan mata;
  2. Dapat menimbulkan kesan dan daya khayal pembaca;
  3. Berisi penjelasan yang menarik minat serta orang lain/ pembaca;
  4. Menyampaikan sifat dan perincian wujud yang dapat ditemukan dalam objek itu;
  5. Menggunakan bahasa yang cukup hidup, kuat, dan bersemangat serta konkret.
Sejalan dengan pendapat di atas Akhadiah (dalam Dalman 2016: 95), ciri-ciri deskripsi terbagi menjadi tiga yaitu.
  1. Penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaannya kepada pembaca;
  2. Mengambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskan;
  3. Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang dilihat, didengar, dicium, diraba, tetapi juga dapat dirasa oleh hati dan pikiran, seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, sedih, dan haru.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri karangan deskripsi adalah suatu karangan yang berisi perincian-perincian yang jelas tentang suatu objek, dapat menimbulkan pesan dan kesan bagi pembaca, menarik minat, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, menimbulka daya imajinasi dan sensitivitas pembaca, serta membuat sipembaca seolah-olah mengalami langsung objek yang dideskripsikan.

Jenis-Jenis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teknik Pendekatannya

Pendekatan adalah cara penulis meneropong aau melihat sesuatu yang akan dituliskan. Penulis perlu mengambil sikap tertentu untuk dapat memperoleh gambaran tentang sesuatu objek yang ditulis. Berdasarkan teknik pendekatannya karangan deskripsi dapat dibedakan menjadi tiga macam
  1. Deskripsi Ekspositoris. Deskripsi Ekspositoris adalah deskripsi yang sangat logis, yang isinya merupakan daftar, rincian, semuanya, atau yang menurut penulisannya hal yang penting-penting saja, yang disusun menurut sistem dan urutan-urutan logis objek yang diamati itu. Pendekatan yang realistis dapat dinamakan dengan kerjanya sebuah alat kamera yang dihadapkan dengan sebuah keadaan sebenarnya.
  2. Deskripsi Impresionistis. Deskripsi Impresionistis atau deskripsi simulatif adalah deskripsi yang mengambarkan insprirasi penulisannya, atau untuk menstimulus pembacanya. Deskripsi impresionistis ini merupakan pendekatan yang berusaha mengambarkan sesuatu secara subjektif. Pendekatan ini dapat diumpamakan atau dibandingkan dengan gambar yang dibuat oleh para pelukis. Para pelukis bebas menginterprestasi bagian-bagian yang dilihatnya.
Pola Pengembangan Deskripsi

Menurut Fithrati (2010: 1-3), pola pengembangan paragraf deskripsi adalah sebagai berikut.
  1. Paragraf deskripsi spasial, paragraf ini mengambarkan objek khusus ruang, benda atau tempat.
  2. Paragraf deskripsi subjektif, paragraf ini mengambarkan objek seperti tafsiran kesan perasaan penulis.
  3. Paragraf deskripsi objektif, paragraf ini mengambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Langkah Menyusun Deskripsi

Menurut Dalman (2016: 99-100) untuk membuat karangan deskripsi, berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan.
  1. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
  2. Tentukan tujuan
  3. Kumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
  4. Susunlah data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)
  5. Uraikan kerangka karangan menjadi deskripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan
Kosasih (dalam Dalman 2016: 100) menyarankan bahwa, langkah-langkah menyusun karangan deskripsi sebagai berikut.
  1. Menetukan topik, tema, dan tujuan karangan;
  2. Merumuskan judul karangan;
  3. Menyusun kerangka karangan;
  4. Mengumpulkan bahan/ data;
  5. Mengembangkan kerangka karangan;
  6. Membuat cara mengakhiri dan menyimpulkan tulisan;
  7. Menyempurnakan karangan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun karangan, deskripsi tidak boleh sembarangan, melainkan ada cara atau langkah-langkah dalam menyusun deskripsi, sehingga dalam membuat karangan deskripsi dapat tersusun dengan baik dan isi yang terkandung di dalamnya dapat diterima oleh pembaca dan seolah-olah pembaca dapat melihat dan merasakannya.

Kriteria Karangan yang Baik

Membuat karangan yang baik, setidak-tidaknya penulis harus memenuhi kriteria yang berhubungan dengan:
  1. Tema. Tema adalah hal yang mendasati karangan/ tulisan kita untuk membuat karangan yang baik diperlukan tema atau topik. Keberhasilan mengarang banyak ditentukan oleh tepat atau tidaknya tema/ topik yang dipilih.
  2. Ketepatan Isi dalam Paragraf. Paragraf harus memiliki ide pokok, oleh karena itu paragraf yang baik harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut:
    • Kesatuan. Kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang membina paragraf yang harus secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu.
    • Kepaduan. Kepaduan paragraf adalah kekompkan hubungan antar kalimat yang satu dengan yang lain dan membentuk paragraf.
  3. Perkembangan. Perkembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian ide yang membina karangan.
  4. Kesesuaian isi dengan judul. Karangan yang baik harus memiliki kesesuaian antara isi dengan judul. Judul sebuah karangan akan mengambarkan isi secara keseluruhan.
  5. Ketepatan Susunan Kalimat. Struktur sebuah kaliamt sangat penting, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menangkap ide pokok dalam paragraf.
  6. Ketepatan Penggunaan Ejaan. Penggunaan ejaan dalam karangan hendaknya berpedoman pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD). Hal ini berarti bahwa ejaan memegang peranan penting. Tercakup dalam penggunaan ejaan adalah penulisan huruf capital, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
Syarat-Syarat Membuat Karangan

Menurut Akhadiah (dalam Dalman 2016: 103), ada tiga syarat yang harus diperhtikan dalam membuat karangan deskripsi, yaitu.
  1. Kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk
  2. Kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat, watak, dan wujud objek yang dideskripsikan
  3. Kemampuan memilih detail khas yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan pemerian.
Adapun aspek yang akan dinilai dalam bentuk suatu karangan deskripsi antara lain.
  1. Kesesuaian judul dengan isi karangan;
  2. Penggguanaan dan penulis ejaan;
  3. Pilihan kata dan diksi
  4. Struktur kalimat;
  5. Keterpaduan antar kalimat (dari segi ide);
  6. Keterpaduan antar paragraf (dari segi ide);
  7. Isi keseluruhan;
  8. Kerapihan;
Penilaian Karangan Deskripsi

Menurut Tuckman (dalam Nurgiantoro 2010:6), kegiatan pendidikan dan pengajaran sebenarnya merupakan suatu proses, yaitu proses mencapai sejumlah tujuan yang telah ditetapkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian (tujuan-tujuan) tersebut, diperlukan suatu alat atau kegiatan yang disebut penilaian. Oleh karena pendidikan itu merupakan proses, penilaian, dengan demikian, dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan pengertian, yang mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui (menguji) apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan, (2010:6 Burhan Nurgiantoro)
  1. Perencanaan Karangan. Mawadah dan Anwar (2012: 34-35) mengemukakan bahwa, kemampuan menulis menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Untuk menulis sebuah karangan kita harus memilih topik, membatasinya, mengembangkan gagasan, serta menyajikannya dalam kalimat paaragraf yang logis. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menyusun karangan adalah sebagai berikut:
    • Menentukan topik. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber, terutama dari pengalaman pembaca
    • Membatasi topik. Membatasi topik berarti mempersempit dan memperkhusus lingkup pembicaraan
    • Menetukan tujuan. Dengan menentukan tujuan penulisan, kamu akan mengetahui luas ruang lingkup bahasa dan mengetahui apa yang akan dilakukan pada setiap tahap penulisan
    • Menetukan bahan/materi penulisan. Semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan dapat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya adalah pengalaman hidup pribadi
    • Menyusun kerangka karangan. Menyusun kerangka berarti memecahkan topik ke dalam beberapa sub topik
    • Mengembangkan gagasan menjadi suatu karangan yag utuh. Pada tahap ini, kamu harus memilih kata-kata dan istilah yang tepat sehingga gagasanmu dapat dipahami pembaca dengan baik
Dari berbagai pendapat di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa, sebelum membuat sebuah karangan yang utuh dan baik, seseorang diharapkan memiliki perencanaan yang matang agar bisa menghasilkan karanga yang baik.
      edit

0 comments:

Post a Comment