Tuesday, April 30, 2019

Published April 30, 2019 by with 0 comment

Silogisme Kategoris

Definisi Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. jenis metode dalam menalar yaitu deduktif.

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.

Menarik Simpulan secara Langsung

Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan taklangsung

Contoh:
  • Semua ikan berdarah dingin. (premis).Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
  • Semua rudal adalah senjata berbahaya.(premis)Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)
  • Semua gajah adalah berbelalai. (premis)Tak satu pun gajah adalah takberbelalai (simpulan)Tidak satu pu yang takberbelalai adalah gajah. (simpulan)
  • Semua manusia mempunyai rambut. (premis)Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)
Menarik Simpulan secara Tidak Langsung

Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data.Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Untuk menarik simpulan secara tidak langsung ini, kita memerlukan suatu premis (pernyataan dasar) yang bersifat pengetahuanyang semua orang sudah tahu, umpamanya setiap manusia akanmati, semua ikan berdarah dingin, semua sarjana adalah lulusan perguruan tinggi, atau semua pohon kelapa berakar serabut. Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut

Silogisme

Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.

Silogisme Kategoris

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategoria Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh :
  • Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
  • Katus adalah tumbuhan (premis minor)
  • Katus membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik
  1. Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga. Contoh:Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor). Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor). Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
  2. Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga. Contoh:Semua korupsi tidak disenangi (mayor). Sebagian pejabat korupsi (minor). Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
  3. Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan. Contoh:Beberapa politikus tidak jujur (premis 1). Bambang adalah politikus (premis 2). Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian) Bambang mungkin tidak jujur (konklusi)
  4. Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif. Contoh: Kerbau bukan bunga mawar (premis 1). Kucing bukan bunga mawar (premis 2). Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
  5. Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin.Binatang ini berdarah dingin.Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata
  6. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah. Contoh: Kerbau adalah binatang.(premis 1) Kambing bukan kerbau.(premis 2) Kambing bukan binatang ?. Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif
  7. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain. Contoh: Bulan itu bersinar di langit.(mayor). Januari adalah bulan.(minor). Januari bersinar dilangit?
  8. Silogismeharus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklusinya. Contoh:Kucing adalah binatang.(premis 1) Domba adalah binatang.(premis 2) Beringin adalah tumbuhan.(premis3) Sawo adalah tumbuhan.(premis4). Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya.
      edit

0 comments:

Post a Comment